Saturday, January 11, 2014

Balai Kota Bandung

wikimedia.org

Sebulan sekali, hampir bisa dipastikan saya mengunjungi balai kota Bandung. Tak lain dan tak bukan karena urusan pajak pembangunan yang harus dibayarkan ke Dispenda maksimal tanggal 15 tiap bulannya.

Saya bekerja di dunia hotel yang punya kewajiban harus menyerahkan pajak pembangunan (PB1) yang sudah dipungut dari tamu melalui hotel. Besaran PB1 adalah 10% dari pendapatan hotel. Hingga tidak heran sektor pariwisata terutama hotel adalah salah satu penyumbang pendapatan daerah yang cukup tinggi. Tapi postingan ini bukan ingin mengupas soal pajak, melainkan Balai Kota Bandungnya. Bukan pula sejarahnya, hanya pengalaman saya saja.

Kompleks Balai Kota Bandung bagi saya bisa dijadikan lokasi wisata alternatif bagi warga Bandung terutama pada saat hari libur. Tempatnya adem, banyak pohon rindang yang berusia ratusan tahun di
sekitarnya. Sering saya duduk-duduk sebentar setelah urusan pajak selesai sambil meminum segelas teh rosela dan beberapa makanan kecil yang dijual di koperasi pegawai.

Ditengah hiruk pikuknya lalu lintas kota Bandung yang semakin lama semakin padat, suasana asri balai kota membuat saya menjadi lebih tenang. Sejenak mampu meredakan ketegangan otot dan pikiran. Disitu banyak juga anak-anak berseragam SD dengan ibunya. Bermain, berlari-larian, ada juga yang sambil makan siang. Sudah mirip taman wisata bukan?

Selain wisata karena area hijaunya, bisa saja dijadikan semacam lokasi studi tour, semacam wisata sejarah mengingat bangunan yang ada di Balaikota ini adalah bangunan bersejarah peninggalan kolonial VOC. Ya teringat saja semasa SD pernah ada studi tour ke museum-museum yang ada di kota. Siapa tahu hal semacam ini bisa membuat generasi muda tahu akan sejarah dan bisa lebih menghargai negaranya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...